Prediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang dengan Metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)
Keywords:
Forcasting, Time Series, Metode ARIMA, DBD, Kota SemarangAbstract
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Dulu, DBD dikenal sebagai penyakit “break-bone” karena dapat menyebabkan nyeri pada sendi dan otot yang terasa seperti tulang retak (Kemenkes, 2019). DBD masih menjadi masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, dengan 35 kabupaten/kota yang telah terjangkit penyakit ini. Di Indonesia, kelompok terbanyak yang terkena DBD berada di Provinsi Sumatera Selatan, diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah, dan kemudian Provinsi Bengkulu di posisi ketiga (Depkes, 2016). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, kasus DBD di provinsi ini terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013 hingga 2015. Tingginya angka kematian akibat DBD menuntut masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran penyakit ini di lingkungan mereka. Sangat penting bagi masyarakat untuk secara bersama-sama menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas jentik guna mengurangi angka kejadian DBD. Sejak tahun 2006 hingga 2015, angka kejadian (Incident Rate/IR) DBD di Kota Semarang selalu lebih tinggi dibandingkan dengan IR DBD di Jawa Tengah dan nasional. Target nasional untuk pencapaian IR DBD adalah ≤ 51 per 100.000 penduduk. Oleh karena itu, penelitian diperlukan untuk memperkirakan jumlah penderita DBD pada tahun-tahun mendatang, agar pemerintah dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ARIMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2006-2015, jumlah penderita DBD tertinggi terjadi pada bulan Maret 2010 dengan 1.125 kasus, sedangkan jumlah terendah terjadi pada bulan Oktober 2015 dengan 26 kasus. Rata-rata jumlah penderita DBD tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan 463 kasus, sementara rata-rata terendah tercatat pada tahun 2012 dengan 104 kasus. Rata-rata jumlah penderita DBD di Kota Semarang selama periode 2006 hingga 2016 adalah 104 kasus. Model terbaik yang digunakan untuk meramalkan jumlah penderita DBD adalah ARIMA (2,1,3), dengan nilai MSE sebesar 0,1947. Prediksi menggunakan model ARIMA (2,1,3) menunjukkan bahwa pada tahun 2016, jumlah penderita DBD tertinggi terjadi pada bulan Maret, sementara jumlah terendah terjadi pada bulan September.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Journal of Applied Statistics and Data Mining
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.